Kali ini saya akan memposting
tentang kritik arsitektur tipikal. Seperti yang telah saya jelaskan pada
postingan sebelumnya, kritik arsitektur merupakan tanggapan kita sebagai
pengamat pada sebuah objek arsitektur yang telah kita amati dengan semua panca
indera, baik dengan mata untuk melihat warna dan bentuk arsitekturnya, baik
dengan tangan atau kulit untuk merasakan tekstur dari bangunan itu sendiri dan
tanggapan yang kita buat juga berdasarkan dengan pengetahuan yang kita miliki,
jadi tidak serta merta dalam memberi kritikan ataupun tanggapan tersebut.
Kritik tipikal itu sendiri ialah
kritik yang menganalisis suatu bangunan berdasarkan dengan standar maupun tipe
bangunan yang sudah ada, baik dari struktrur, fungsi dan bentuknya. Berikut
merupakan contoh kritik tipikal dengan menganalisis pada bangunan mesjid yang
merupakan hasil rancangan Ridwan Kamil yaitu dari aspek fungsi, tipologi dan struktur.
Mesjid yang akan dianalisis adalah mesjid Al-Irsyad yang berada di Bandung dan
mesjid Merapi yang berada di Yogyakarta.
Mesjid Al - Irsyad
Mesjid Al-Irsayd merupakan mesjid yang berlokasi di
kota Bandung dan di rancang oleh Ridwan Kamil. Memiliki fungsi sebagai tempat
ibadah bagi umat islam dan mampu menampung 1.500 jamaah. Bangunan utama yang
berfungsi sebagai tempat ibadah terpisah dengan bangunan pendukung yang berfungsi
sebagai ruang atau kantor pengelola, ruang wudhu wanita dan pria serta toilet
wanita dan pria.
Masjid Al-Irsyad mempunyai luas 1.871 meter persegi dan tidak memiliki bentuk
seperti pada umumnya mesjid di Indonesia, mesjid tersebut memiliki bentuk
berupa kubus besar seperti bentuk bangunan Kakbah di Arab Saudi. Bagian fasad
menggunakan batu bata yang disusun sedemikian rupa dan menghasilkan celah
diantara bata solid untuk mengalirkan sirkulasi udara di ruang masjid, sehingga
tidak terasa panas.
Pada bagian struktur, kolom disusun
sedemikian rupa sehingga tidak terlihat pada bagian fasad. Pada bagian dalam, masjid
ini tidak memiliki tiang atau
pilar di tengah untuk menopang atap, sehingga terasa begitu luas. Hanya empat
sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya.
Mesjid Merapi
Mesjid Merapi merupakan mesjid yang berlokasi di
kota Yogyakarta dan di rancang oleh Ridwan Kamil. Memiliki fungsi sebagai
tempat ibadah bagi umat islam dan dimanfaatkan untuk menjalankan pendidikan Islam
bagi anak-anak di daerah setempat.
Masjid Merapi mempunyai luas 250 meter persegi dan tidak memiliki bentuk
seperti pada umumnya mesjid di Indonesia, mesjid tersebut memiliki bentuk
berupa kubus besar dengan bentuk atap susun tradisional. Bagian fasad
menggunakan batu bata abu vulkanik disusun sedemikian rupa dan menghasilkan
celah berbentuk kaligrafi lafadz Allah sebagai bukaan. Bukaan tersebut ditutupi
oleh kaca untuk menjaga temperatur didalam mesjid tidak bertambah dingin,
mengingat letak mesjid berada di lereng gunung Merapi
Pada bagian struktur, struktur bangunan
Masjid Merapi diperkuat dengan menggunakan kerangka beton untuk mengantisipasi
terjadinya goncangan dikarenakan letak mesjid yang berada di lereng gunung
Merapai.
Sumber
: