KRITIK ARSITEKTUR TIPIKAL DAN CONTOH KRITIK ARSITEKTUR TIPIKAL

| Rabu, 19 Desember 2018

Kali ini saya akan memposting tentang kritik arsitektur tipikal. Seperti yang telah saya jelaskan pada postingan sebelumnya, kritik arsitektur merupakan tanggapan kita sebagai pengamat pada sebuah objek arsitektur yang telah kita amati dengan semua panca indera, baik dengan mata untuk melihat warna dan bentuk arsitekturnya, baik dengan tangan atau kulit untuk merasakan tekstur dari bangunan itu sendiri dan tanggapan yang kita buat juga berdasarkan dengan pengetahuan yang kita miliki, jadi tidak serta merta dalam memberi kritikan ataupun tanggapan tersebut.

Kritik tipikal itu sendiri ialah kritik yang menganalisis suatu bangunan berdasarkan dengan standar maupun tipe bangunan yang sudah ada, baik dari struktrur, fungsi dan bentuknya. Berikut merupakan contoh kritik tipikal dengan menganalisis pada bangunan mesjid yang merupakan hasil rancangan Ridwan Kamil yaitu dari aspek fungsi, tipologi dan struktur. Mesjid yang akan dianalisis adalah mesjid Al-Irsyad yang berada di Bandung dan mesjid Merapi yang berada di Yogyakarta.


Mesjid Al - Irsyad


Mesjid  Al-Irsayd merupakan mesjid yang berlokasi di kota Bandung dan di rancang oleh Ridwan Kamil. Memiliki fungsi sebagai tempat ibadah bagi umat islam dan mampu menampung 1.500 jamaah. Bangunan utama yang berfungsi sebagai tempat ibadah terpisah dengan bangunan pendukung yang berfungsi sebagai ruang atau kantor pengelola, ruang wudhu wanita dan pria serta toilet wanita dan pria.

Masjid Al-Irsyad mempunyai luas 1.871 meter persegi dan tidak memiliki bentuk seperti pada umumnya mesjid di Indonesia, mesjid tersebut memiliki bentuk berupa kubus besar seperti bentuk bangunan Kakbah di Arab Saudi. Bagian fasad menggunakan batu bata yang disusun sedemikian rupa dan menghasilkan celah diantara bata solid untuk mengalirkan sirkulasi udara di ruang masjid, sehingga tidak terasa panas.

Pada bagian struktur, kolom disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat pada bagian fasad. Pada bagian dalam, masjid ini tidak memiliki tiang atau pilar di tengah untuk menopang atap, sehingga terasa begitu luas. Hanya empat sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya.


Mesjid Merapi


Mesjid  Merapi merupakan mesjid yang berlokasi di kota Yogyakarta dan di rancang oleh Ridwan Kamil. Memiliki fungsi sebagai tempat ibadah bagi umat islam  dan dimanfaatkan untuk menjalankan pendidikan Islam bagi anak-anak di daerah setempat.

Masjid Merapi mempunyai luas 250 meter persegi dan tidak memiliki bentuk seperti pada umumnya mesjid di Indonesia, mesjid tersebut memiliki bentuk berupa kubus besar dengan bentuk atap susun tradisional. Bagian fasad menggunakan batu bata abu vulkanik disusun sedemikian rupa dan menghasilkan celah berbentuk kaligrafi lafadz Allah sebagai bukaan. Bukaan tersebut ditutupi oleh kaca untuk menjaga temperatur didalam mesjid tidak bertambah dingin, mengingat letak mesjid berada di lereng gunung Merapi

Pada bagian struktur, struktur bangunan Masjid Merapi diperkuat dengan menggunakan kerangka beton untuk mengantisipasi terjadinya goncangan dikarenakan letak mesjid yang berada di lereng gunung Merapai.

Sumber :

Baca selengkapnya »
 

Copyright © 2010 Yuni Nofitasari | Design by btemplatebox.com